San Diego, Kesepian dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Kesepian menyebabkan berbagai efek negatif di dalam tubuh manusia. Untungnya, dengan melakukan aktifitas dan kontak sosial, beberapa efek buruk tersebut dapat dihilangkan.
John Cacioppo, psikolog dari Universitas Chicago yang mempelajari efek kesepian, mempresentasikan penelitian terbarunya dalam pertemuan Social Psychology and Perception di San Diego. Cacioppo menemukan bahwa kesepian terkait dengan pengerasan pembuluh darah yang menyebabkan tekanan darah tinggi, peradangan, bahkan gangguan belajar dan mengingat.
"Bahkan, lalat buah yang terisolasi memiliki kondisi kesehatan yang buruk dan lebih cepat mati dibandingkan lalat buah yang berinteraksi dengan lalat lain. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan sosial mungkin telah terprogram dalam semua spesies," kata Cacioppo seperti dilansir LiveScience, Senin (5/3/2012).
Dalam sebuah penelitian, Cacioppo dan Steve Cole dari UCLA meneliti bagaimana sistem kekebalan tubuh berubah dari waktu ke waktu pada orang yang terisolasi secara sosial. Mereka mengamati perubahan gen yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh orang yang kesepian. Gen pada individu-individu kesepian ternyata banyak terlibat dalam aktivasi sistem imun dan peradangan.
Beberapa gen penting dalam tubuh juga tidak aktif pada orang yang kesepian, misalnya gen-gen yang penting dalam merespon antivirus dan memproduksi antibodi. Intinya, tubuh orang yang kesepian telah membiarkan pertahanan tubuhnya melemah dari serangan virus dan penyakit lainnya.
Sistem kekebalan tubuh harus membuat keputusan antara memerangi ancaman virus dan melindungi tubuh dari serangan bakteri karena memiliki kemampuan bertempur. Pada orang kesepian yang melihat dunia sebagai tempat yang mengancam, sistem kekebalan tubuh lebih memilih untuk fokus pada bakteri daripada ancaman virus.
Tanpa perlindungan antivirus dan antibodi, kemampuan tubuh untuk melawan kanker dan penyakit lainnya juga akan berkurang. Orang yang terisolasi secara sosial lebih tinggi kemungkinannya menderita berbagai penyakit penyebab kematian, kanker, infeksi dan penyakit jantung.
Kesepian juga meningkatkan kadar hormon stres kortisol, juga sirkulasi dan tekanan darah. Suatu penelitian menunjukkan bahwa isolasi sosial dapat mendorong tekanan darah ke dalam zona bahaya serangan jantung dan stroke. Kondisi ini melemahkan pengaturan sistem peredaran darah sehingga otot jantung bekerja lebih keras dan pembuluh darah mengalami kerusakan akibat tekanan aliran darah.
Kesepian juga dapat merusak kualitas tidur, sehingga tidur menjadi kurang terasa menyegarkan, baik fisik maupun psikologis. Orang yang terisolasi secara sosial lebih sering terjaga di malam hari dan lebih sedikit memiliki jam tidur yang benar-benar berkualitas.
Siklus yang diciptakan oleh kondisi kesepian bisa menjadi spiral. Penelitian lain yang dilakukan oleh Cacioppo menemukan bahwa orang kesepian cenderung menilai interaksi sosialnya lebih negatif dan memiliki kesan buruk pada orang yang telah ditemui.
"Sama seperti ancaman fisik, kesepian melindungi tubuh secara sosial. Hal ini memungkinkan kita tahu kapankah hubungan sosial mulai merenggang, dan menyebabkan otak terus waspada terhadap ancaman sosial. Menjadi kesepian dapat menghasilkan perilaku negatif, orang yang sangat kesepian melihat orang lain sebagai ancaman dan memungkinkannya jatuh lebih dalam ke dalam kesepian," kata Cacioppo.
Kesepian tak hanya membuat orang merasa tidak bahagia, tetapi juga membuat orang menjadi merasa tidak aman secara mental dan fisik. Kesepian sering dialami oleh orang yang merasa ditinggalkan untuk beberapa waktu, baik karena pindah ke kota lain atau memulai sekolah atau kuliah di tempat yang baru.
Biasanya, rasa kesepian mereda dengan sendirinya dalam waktu enam bulan. Untuk mengobati orang yang merasa terisolasi secara kronis, diperlukan terapi psikologis. Cacioppo dan rekannya menemukan dua cara terbaik untuk mengobati kesepian, yaitu memberikan pelatihan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk melihat dunia dalam cara yang lebih positif dan melakukan aktifitas bersama-sama.